Cara Membuat Rencana Karier yang Realistis dan Terukur
Pernah merasa bingung mau jadi apa setelah lulus kuliah atau pindah kerja? Atau pernah punya cita-cita besar, tapi nggak tahu langkah konkretnya seperti apa? Tenang, kamu nggak sendirian. Banyak orang merasa terombang-ambing dalam perjalanan kariernya karena nggak punya rencana yang jelas dan terukur.
Padahal, membuat rencana karier yang realistis bukan cuma penting, tapi juga bisa jadi kompas buat kamu dalam menghadapi dunia kerja yang dinamis. Artikel ini akan membahas bagaimana cara menyusun rencana karier yang realistis, fleksibel, dan tetap sesuai passion maupun kemampuanmu.
Kenapa Rencana Karier Itu Penting?
Biar Nggak Jalan Tanpa Arah
Karier tanpa rencana itu seperti naik kendaraan tanpa tahu tujuan. Kamu mungkin bergerak, tapi belum tentu sampai ke tempat yang kamu inginkan.
Membantu Ambil Keputusan Lebih Cepat
Punya peta karier bikin kamu lebih mudah memilih: lanjut kerja di tempat lama atau pindah? Ambil peluang baru atau fokus di jalur yang sama?
Memberi Rasa Kontrol atas Masa Depan
Dengan rencana yang jelas, kamu jadi tahu apa yang harus ditingkatkan, kapan harus bergerak, dan bagaimana mengelola risiko.
Langkah Membuat Rencana Karier yang Realistis
1. Kenali Diri Sendiri: Kekuatan dan Minat
Langkah awal yang sering dilewatkan adalah refleksi diri. Coba jawab pertanyaan ini:
- Apa hal yang kamu sukai dan bikin kamu semangat?
- Keahlian apa yang kamu punya dan ingin dikembangkan?
- Nilai apa yang kamu anggap penting dalam bekerja?
Kamu bisa coba tools seperti 16 Personalities, StrengthsFinder, atau sekadar tulis jurnal refleksi mingguan.
2. Tetapkan Tujuan Jangka Pendek dan Panjang
Misalnya:
- Jangka pendek (1 tahun): Kuasai skill desain UI dasar dan punya portofolio minimal 3 proyek
- Jangka menengah (3 tahun): Diterima kerja sebagai UI/UX designer di startup
- Jangka panjang (5–7 tahun): Jadi lead designer atau buka jasa desain sendiri
Dengan target yang terukur, kamu bisa menyusun langkah konkret, bukan cuma “pokoknya mau sukses”.
3. Lakukan Riset Karier yang Kamu Tuju
Jangan hanya berandai-andai. Cari tahu hal-hal berikut:
- Skill apa yang dibutuhkan?
- Sertifikasi atau pengalaman seperti apa yang dihargai?
- Siapa tokoh yang sukses di jalur itu, dan bagaimana mereka mencapainya?
Kamu juga bisa baca artikel lain kami tentang skill digital yang sedang naik daun di dunia kerja sekarang.
Bikin Rencana Aksi yang Bisa Diukur
Gunakan Metode SMART Goal
Pastikan tujuanmu:
- Specific (Spesifik)
- Measurable (Terukur)
- Achievable (Bisa dicapai)
- Relevant (Relevan dengan tujuan besar)
- Time-bound (Ada batas waktu)
Contoh:
“Saya akan belajar dasar copywriting selama 2 bulan dan membuat 5 contoh konten untuk portofolio pribadi.”
Buat Roadmap Bulanan atau Kuartalan
Coba susun rencana kerja berdasarkan waktu, misalnya:
- Bulan 1: ikut kelas online + baca 2 buku
- Bulan 2: bikin project mini
- Bulan 3: kirim portofolio ke 5 lowongan kerja
Dengan cara ini, kamu nggak hanya punya niat, tapi juga struktur.
Jaga Fleksibilitas dan Evaluasi Berkala
Jangan Terlalu Kaku
Realita kadang nggak sesuai rencana. Bisa jadi jalur karier berubah, minat bergeser, atau ada peluang baru yang lebih cocok. Rencana karier harus cukup fleksibel buat menyesuaikan kondisi.
Evaluasi Minimal Setiap 3 Bulan
Cek kembali:
- Apakah targetmu masih relevan?
- Apa yang berhasil dan apa yang perlu disesuaikan?
- Adakah peluang baru yang muncul dan bisa dimasukkan ke roadmap?
Rencana Karier Bukan Soal Cepat-Cepatan
Setiap orang punya timeline masing-masing. Ada yang naik jabatan di usia 25, ada juga yang baru menemukan passion-nya di usia 35—semua sah.
Jadi, jangan terjebak membandingkan pencapaianmu dengan orang lain di LinkedIn. Fokus ke perkembangan diri sendiri dan nikmati prosesnya.
Sumber Belajar untuk Dukung Rencana Karier
- LinkedIn Learning – untuk skill profesional seperti manajemen proyek, komunikasi bisnis, dsb.
- Coursera / Skillshare / RevoU – banyak program karier intensif untuk pemula
- Podcast Karier – seperti Subjective Podcast, Thirty Days of Lunch, atau Curhat HRD